Banyak kita temui di dunia maya/internet
kisah tentang "Rasulullah Dan Seorang Pengemis Yahudi Buta", bahkan
kisah itu sudah sangat masyhur karena telah dipublikasikan oleh salah satu situs
media dakwah Islam sejak tahun 2010, bahkan saya lihat ada salah satu blog yang
sudah memposting sejak tahun 2008. Terlebih lagi saya dengar dari teman bahwa
kisah ini pernah dibawakan oleh salah satu Ustadz di sebuah acara stasiun TV
swasta nasional.
Apakah kisah ini benar adanya? apakah hadits
yang menjadi rujukan kisah ini ada?
Berikut ini sedikit dari kisah palsu tersebut:
Berikut ini sedikit dari kisah palsu tersebut:
Di suatu sudut pasar Madinah Al-Munawarah, terdapat seorang pengemis tua yang buta berbangsa Yahudi, setiap hari apabila ada orang yang menghampirinya, dia selalu berkata, “Wahai
saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, pembohong, tukang
sihir, apabila kamu mendekatinya kamu akan dipengaruhinya.”
Setiap pagi Rasulullah Sallallahu’alaihi wasallam mendatanginya dengan membawa makanan dan tanpa berkata sepatah perkataan pun, Baginda Sallallahu’alaihi wasallam menyuapkan
makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu
berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah Sallallahu’alaihi wasallam melakukannya sehingga menjelang Baginda wafat. .......
Ternyata setelah dicari-cari kami TIDAK
menemukan kisah itu didalam salah satu kitab hadits para Imam dan ulama ahli
hadits yang bisa dipercaya, alias kisah itu adalah cerita fiksi yang bersumber
dari hadits PALSU. (hadits=berita tentang ucapan dan perbuatan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam)
Memang sepintas hadits ini berisikan tentang
kemuliaan akhlak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tetapi ada misi tertentu yang mungkin
sengaja ingin disebarkan oleh si pengarang hadits/kisah itu. Yang kami tangkap
salah satu misinya adalah agar kita lebih bisa bertoleransi atau bermesra-mesra
kepada ummat non-muslim khususnya yahud.
Untuk lebih jelasnya kami akan ungkapkan
kepalsuaan kisah/hadits tersebut.
Kecacatannya Kisah Tersebut :
1. Kisah
tersebut tidak jelas Sanadnya/jalur datangnya hadits, sumbernya tidak ada, perawi tidak ada, derajat
hadits-nya juga tidak jelas, dan tidak akan kita temukan di kitab-kitab para
ahli hadits.
2. Tertulis di
kisah itu bahwa kejadian itu terjadi di Madinah pada masa akhir kehidupan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, padahal kita ketahui bahwa masa itu Madinah telah lama dikuasai
oleh Umat Muslim, dan Rasulullah sebagai pimpinannya. Jadi tidak mungkin
seorang Yahudi secara terang-terangan menghina Rasulllah shallallahu 'alaihi wasallam di depan orang
banyak atau di pasar.
3. Matan (kandungannya)
bertentangan dengan firman Allah Ta'ala dalam Al-Qur’an Surat Al-Fath 29:
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia
adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka,
kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, . . ."
(QS. Al-Fath: 29)
4. Matan (kandungannya)
bertentangan dengan firman Allah SWT di Al-Qur’an Surat Al-Maidah 54:
"Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad
dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah
mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut
terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir,
yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang
suka mencela." (QS. Al-Maidah: 54)
5. Matan (kandungannya)
bertentangan dengan hadits yg lebih kuat tentang Ka’ab bi Asyraf, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang bersedia membunuh Ka’ab al-Asyraf
untuk saya.” Muhammad bin Maslamah saudara Bani Abdul al-Asyhal berkata, “Saya
bersedia melakukannya untuk anda ya Rasulullah, Saya akan membunuhnya.”
- Beliau berkata, “Lakukanlah jika engkau mampu.” - Ia berkata, “Ya
Rasulullah, apa yang mesti kita katakan.” - Beliau berkata, “Katakanlah oleh
kalian, ‘Apa yang tampak bagi kalian, kalian bebas dalam hal itu.’ (Ket :
Dikeluarkan al-Bukhari hadits no.2510, 3031, 3032. dalam kitab ringkasannya
hadis no.4037. Muslim hadits no.1801 dari hadits Jabir bin Abdullah radhiallahu
‘anhu. Barangsiapa yang ingin mengetahui lebih jauh tentang kisah Ka’ab bin
al-Asyraf dapat merujuk kitab “Al-Bidayah wa al-Nihayah karya Ibnu katsir,
jilid IV/6-10. Fathul Bari (V/169), (VI/184-185) dan (VII/ 390-395). Syarah
Muslim an-Nawai (XII/403) dan kitab rujukan lainnya.
6. Matan (kandungannya)
bertentangan dengan hadits yg lebih kuat yang Diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas,
beliau menuturkan, pernah ada seorang lelaki buta memiliki seorang budak
wanita, dan budak ini mengandung anaknya. Ia sering sekali mencaci Nabi shallallahu
'alaihi wasallam dan mencelanya. Lelaki tadi melarangnya, namun wanita
tersebut tidak mau berhenti; dan dia mencegahnya, namun budak wanita tadi tidak
bisa dicegah. Kemudian pada suatu malam wanita tadi mencela Nabi shallallahu
'alaihi wasallam dan mencacinya. Maka si lelaki tadi mengambil Mighwal (pedang
tipis) dan meletakkannya di atas perut wanita tadi, lalu menindihnya sehingga
dia terbunuh. Tapi bersamaan dengan kematiannya, bayi yang ia kandung keluar
dari kedua selangkangan kakinya. Farji perempuan itu penuh dengan darah.
Esoknya, kejadian itu disampaikan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam. Lalu beliau mengumpulkan para sahabatnya dan bersabda, "Aku
bersumpah kepada Allah untuk mencari lelaki yang telah melakukan apa yang
dilakukannya, dan aku berkewajiban untuk menghukumnya, kecuali jika dia
memberikan hujjah." Kemudian seorang lelaki buta datang dan berjalan
melewati orang-orang dengan badan gemetar sehingga ia duduk di hadapan Nabi shallallahu
'alaihi wasallam. Sejenak dia berkata, "Ya Rasulullah, aku-lah
pemilik budak itu. Dia selalu mencaci dan mencelamu. Telah kularang dia, tapi
tetap saja dia tidak mau berhenti. Dan telah kucegah dia, tapi dia tidak dapat
dicegah. Aku memiliki dua orang anak dari hubunganku dengannya seperti dau buah
permata, dan dia pun sangat sayang padaku. Namun semalam, dia kembali mencaci
dan mencelamu. Lalu kuambil pedang dan kuletakkan di atas perutnya. Kemudian
kutindih dia sehingga dia mati terbunuh." Mendengar kesaksiannya, maka
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "Saksikanlah oleh
kalian semua bahwa darahnya tumpah sia-sia." (HR. An-Nasa'i dan Abu
Dawud)
7. Matan (kandungannya)
bertentangan dengan hadits yg lebih kuat: Ibnu 'Abbas berkata, "Seorang
wanita dari kabilah Khathamah, bernama Asma' binti Marwan, mengejek nabi shallallahu
'alaihi wasallam melalui syairnya. Mendengar ejekan tadi, Nabi
berkata kepada para sahabatnya, "Siapa yang siap menyelesaikan urusan
wanita itu untukku?" Seorang lelaki bernama Umair bin Adi bin
Al-Khatami berdiri, "saya" Lalu ia pergi mencari wanita tadi dan lalu
membunuhnya. Setelah menyelesaikan tugasnya, dia langsung kembali dan
melaporkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliaupun
kemudia bersabda, "Kambing betina sudah tidak bisa lagi menanduk."
Umair lalu menuturkan, "Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
berpaling kepada para sahabat yang ada di sekelilingnya, dan kemudian berkata,
"Apabila kalian ingin melihat seorang lelaki yang menolong Allah dan
Rasul-Nya secara diam-diam dan tidak diketahui orang, maka lihatlah kepada
Umair bin Adi." (Disebutkan oleh Ibnu Taimiyyah dalam Ash-Sharim
Al-Maslul, hlm. 95)
8. Selain itu
artikel itu di akhir cerita menceritakan bahwa Abu Abu Bakar Ash-shidiq
berbohong, apakah bisa dipercaya orang se-level Abu Bakar Ash-shidiq r.a
berbohong? lihat penggalan kisah itu: Abubakar menjawab, "Aku orang yang
biasa." "Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku,"
bantah si pengemis buta itu dengan ketus "Apabila ia datang kepadaku tidak
susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa
mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan
tersebut setelah itu ia berikan padaku." Abubakar tidak dapat menahan air
matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, "Aku memang bukan
orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya. Orang
yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."
Demikian penjelasan singkatnya, Wallahu'alam
bishowab
Abu Aulia
Catatan:
- Fatwa Ulama Malaysia : Kedudukan Hadith: "Rasululah S.A.W. Dan Pengemis Yahudi Buta" http://www.e-fatwa.gov.my/blog/kedudukan-hadith-rasululah-saw-dan-pengemis-yahudi-buta
- Ustadz Fariq Gasim Anuz, penulis buku "Abu Bakar Ash-Shiddiq–Kepemimpinan dan Kelembutan Akhlak Pembela Nabi". Beliau mempunyai pendapat yang bahwa hadits tersebut tidak ada asalnya. (disampaikan saat bedah buku Abu Bakar Ash-Shiddiq di Cilegon Banten). Profil : http://www.fariqanuz.com/profil/